This blog is dedicated to support friendships and communication between SMA Negeri 3 Tangerang Selatan Indonesia and Castlemaine Secondary College Australia through educational cooperation

Friday, December 18, 2009

Pertukaran Pelajar Australia-Indonesia


Program Pertukaran Pelajar SMA
( Oleh Mr Lester Lavinson dan dipandu oleh Dr. Ahmad Sofyan Ruky, 15 Desember 2009, bertempat di SMA Negeri 2 Kota Tangsel)

Penulis: Yuniarti Purnomo - Ketua Program RSBI-SMA Negeri 3 Kota Tangsel

Program pertukaran pelajar SMA Australia - Indonesia diselenggarakan oleh IndoAusty LTD - Indonesia Australia Educational and Cultural Exchange untuk perhimpunan persahabatan Australia Indonesia, di negara bagian Victoria. Kegiatan ini dibawah naungan Australian Indonesian Association-Victoria (AIAV).

Karakteristik
1.a Pertukaran pelajar dalam konteks ini adalah :
- Sejumlah pelajar Australia mengikuti program sebagai siswa tamu di beberapa daerah dan sekolah yang dipilih dan bersedia menampung mereka.
-. Sejumlah pelajar Indonesia mengikuti program , di sekolah-sekolah di negara bagian Victoria, Australia sebagai siswa tamu
-. Status mereka adalah siswa tamu dibatasi selama 6 minggu atau 45 hari.

1.b Lama dan saat pertukaran
- Lama 45 hari kalender
- Pertukaran dilakukan besamaan dg saat liburan kedua negara
- Pelajar Aus berada di Indonesia antara awal des sampai pertengahan Januari tahun berikutnya
-. Pelajar Indonesia akan berada di Aus antara pertengahan Juni sampai akhir Juli

2. Program Pertukaran Pelajar telah berjalan di Jogjakarta selama 2 kali, tetapi dari Indonesia ke Aus belum pernah.
3. Pelajar yang boleh ikut dalam Program ini adalah pelajar kelas X atau XI
4. Tujuan pertukaran pelajar yaitu untuk memberi kesempatan kepada pelajar untuk memehami nilai budaya masing-masing dan membangun
persahabatan dan saling memiliki pengertian.
5. Yang bertanggung jawab di Australia adalah IndoAusty Ltd ( salah satunya Mr. Levinson , sebagai direkturnya) Language Course, untuk daerah
lainnya baru dicari untuk itu Tangerang Selatan siap menerima tamu pelajar dr Australia.
6. Di Jogjakarta Indonesia ditangani oleh "Pandu Indonesian
7. Pemilihan wilayah, yang memiliki budaya khas dan akses ke jalur penerbangan bisa langsung.
8. Pemilihan orang tua angkat dipilih oleh sekolah, harus memiliki anak sebaya dan jenis kelamin sama.
Pembiayaan
1. Orang tua pelajar Australia membayar biaya tiket pesawat antara Indonesia-Australia. Biaya hidup (untuk orang tua angkat) dan biaya untuk kegiatan di sekolah dan wisata-wisata
2. Orang tua pelajar Indonesia membayar biaya tiket pesawat, tes kesehatan, biaya visa, airport tax, keperluan pribadi lainnya (biaya sekolah dan orang tua angkat tidak perlu bayar)
3. Para pelajar harus di jemput di bandara. khusus untuk pelajar australia harus ada yang mengurus waktu transit di Bali( kalau pesawat harus transit di B)ali

Sekilas tentang pertukaran pelajar.
semoga bermanfaat (YP. 2009)

Tuesday, November 24, 2009

LDK di Gunung Bunder Bogor


Foto saat anak osis LDK di Gunung Bunder , Bogor.

Kegiatan ini ada pada program kesiswaan dengan Penanggung jawab Bp.H. Sujana, M.Pd dan Bp. Suherman, S. Pd. sebagai Ketua Panitia dibantu oleh Bp. Liman sebagai Pembina OSIS, Kegiatan ini diadakan 30 Oktober- 1 November di Gunung Bunder Bogor. Dengan tema" Mencetak Generasi Muda dengan Jiwa Kepemimpinan yang Kuat dan Berakhlak Mulia". LDK ini adalah kegiatan tahunan yang pasti ada, untuk memilih calon Ketua OSIS yang Baru.Bp. Sujana mengatakan Selamat berjuang Ketua dan Pengurus OSIS yang baru semoga kalian menjadi pemimpin yang bisa menyalurkan aspirasi juga amanah teman teman khususnya , bangsa Indonesia pada umumnya. Dan juga saya ucapkan terima kasih pada ketua OSIS yang lama yang telah andil dalam memajukan dan menjaga nama baik sekolah semoga kalian menjadi orang yang berguna bagi orang tua,nusa dan bangsa(YP,2000)

Monday, November 23, 2009

Kapan sebaiknya berkunjung ke Australia?



Kunjungan sekolah Indonesia ke Australia hendaknya mempertimbangkan beberapa hal. Pertimbangan ini untuk meningkatkan kualitas hubungan serta supaya terciptanya manfaat hubungan di kedua belah pihak. Sekolah Australia memanfaatkan siswa Indonesia yang berkunjung untuk melatih percakapan bahasa Indonesia sebelum mereka ujian Bahasa Indonesia di Australia. Selain dari pada itu, siswa Indonesia dapat ikut belajar di kelas Australia tanpa harus mengganggu jadwal pelajaran mereka.

Pertama, kunjungan dari Indonesia ke Australia hendaknya mempertimbangkan saat terjadinya pelajaran ( saat term berlangsung). Lazimnya siswa Indonesia melakukan shadowing (membayangi) mitra siswa Australia. Artinya bila siswa Australia belajar sesuatu pelajaran maka siswa Indonesia mengikutinya. Berikut pembagian waktu term di Australia:

Term 1 2 February to 3 April
Term 2 20 April to 26 June (12 June will be a student free day)
Term 3 13 July to 18 September
Term 4 5 October to 18 December

Kedua, kunjungan hendaknya memilih waktu yang iklimnya cocok atau mendekati dengan ketahanan fisik orang Indonesia. Ini berarti pada musim Spring, Autumn, atau Summer. Kunjungan saat musim Winter sangat tidak dianjurkan karena dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan. Pada musim dingin suhu udara berkisar antara 4 derajat hingga 11 derajat. Namun bila kondisi memungkinkan saat inilah bisa melihat turunnya salju. Berikut ini perkiraan musim Australia.

Summer: Desember - February
Autumn: Maret – May
Winter: Juni- Agustus
Spring: September-November

Ketiga, kunjungan hendaknya jangan terjadi di bulan puasa, sebaiknya setelah Lebaran. Lagi-lagi hal ini akan membuat peserta kesulitan untuk berpuasa karena tantangan cuaca dan juga karena hal ini membuat rikuh sekolah yang dikunjungi.

Keempat, sangat tidak dianjurkan untuk berkunjung saat bulan Desember karena sekolah akan mengakhiri term dan akan menghadapi libur panjang Natal dan akhir tahun. Terlebih-lebih sekolah Australia biasanya sedang menyelenggarakan ujian akhir term dan pembuatan laporan.

Maka berdasarkan pertimbangan hal itu, kunjungan sekolah Indonesia ke Australia dianjurkan pada bulan Maret ( cuaca sejuk 13 - 24 derajat) musim Autumn, atau pada bulan Oktober,Spring ( cuaca sejuk 13 – 24 derajat). Untuk setiap tahun mohon mempertimbangkan pergeseran waktu Lebaran. Selamat merencanakan kunjungan! (HS,2009)

Friday, November 20, 2009

Menatap Orang Australia dari Dekat


Pikiran Rakyat, Rabu, 18 November 2009

Deddy Mulyana, Dekan Fikom Unpad, kini Guru Besar Tamu di Monash University, Australia.

JIKA Anda datang ke Australia, jangan coba-coba membangga-banggakan jabatan yang Anda sandang di Indonesia. Warga Australia tidak akan terkesan dengan status Anda. Ini karena warga Australia menganut egalitarianisme (paham kesederajatan) yang sudah mengakar. Karena pergaulan mereka dengan warga Australia, banyak pemukim Indonesia yang sudah mencerap nilai ini. Maka jika Anda presiden direktur, jenderal, pengusaha besar, profesor, anggota DPR, atau selebriti, Anda tak perlu kecewa jika di negeri kanguru Anda tak dikerubungi orang-orang, atau bahkan tak diperkenalkan resmi dalam pertemuan informal yang kebetulan Anda hadiri. Apalagi jika Anda sekadar anak pejabat, anak pengusaha besar atau anak orang terkenal.

Nilai budaya kolektivistik yang dianut orang Indonesia membuat status istimewa seseorang di Indonesia menular juga kepada semua anggota keluarganya, sehingga seseorang merasa bangga karena orang tuanya atau kerabat dekatnya punya status istimewa. Maka prestasi seseorang di Indonesia sering bersifat bawaan (being), berbeda dengan di Australia dan di banyak negara Barat lainnya yang individualistik yang mengasumsikan bahwa prestasi seseeorang itu diciptakan, diperoleh atau menjadi (becoming), yakni apa yang telah orang itu lakukan dalam kehidupan.

Untuk menunjukkan sikap egaliter, orang Australia sering melakukan sapaan kasar "G’day, mate, how are you?" yang diikuti dengan tepukan di punggung mitranya. Orang non-Australia boleh jadi menganggap tindakan ini menghina atau meremehkan. Kesederajatan yang mereka anut juga tercermin dalam cara orang-orang memanggil atasan mereka, yakni dengan nama pertama, suatu hal yang jarang terjadi di Indonesia. Bahkan, mahasiswa di berbagai universitas di Australia pun lazim memanggil dosen mereka dengan cara itu, misalnya saat mahasiswa menyapa dosennya, "Hi, Peter, how is it going?" Mahasiswa tak perlu membungkuk, apalagi mencium tangan profesornya, seperti yang sering terjadi di beberapa universitas di Indonesia. Begitulah ketika tempo hari saya pertama kali berjumpa dengan Chris Nash, seorang profesor Jurnalistik Universitas Monash di Kampus Caulfield, yang mengenakan anting di telinga kirinya, kami pun langsung menyapa satu sama lain dengan nama pertama.

Sebagai peminat komunikasi lintas budaya, saya lihat cara orang Australia berkomunikasi agak berbeda dengan pembicara Inggris British ataupun pembicara Inggris Amerika. Bahasa Inggris Australia jelas lebih mirip dengan bahasa Inggris British daripada dengan bahasa Inggris Amerika, karena Australia adalah negara persemakmuran Inggris (Britania Raya). Dapat dikatakan bahasa Inggris British adalah cikal bakal bahasa Inggris Australia, karena nenek moyang orang Australia berkulit putih umumnya datang dari Britania Raya. Akan tetapi, selain terdapat kata-kata khas Inggris Australia, pengucapan Inggris Australia juga lain. Mereka, terutama yang kurang terdidik, mengucapkan kata today sepeti to die, sehingga kita akan kaget jika mendengar seorang Australia berkata, "I am going to the hospital to today (yang kedengarannya to die)."

Meskipun dalam banyak segi, bahasa Inggris Australia mirip dengan Inggris British, ekspresi khas Australia juga berhamburan. Frase dan kata-kata berikut lazim terdengar: no worries (jangan khawatir), mate (teman pria); rubbish (sampah); biscuits (kue), dan chemist (apotik). Orang Australia juga gemar memendekkan kata-kata, misalnya university menjadi uni, kindergarten menjadi kindi, television menjadi teli, dan beautiful menjadi beaut. Pengumuman di tempat publik bersifat langsung dan singkat, tidak berbasa-basi atau berbunga-bunga, seperti di Inggris. Di kereta api, misalnya terdapat pernyataan, "No smoking," (Dilarang merokok) "No Litering" (Dilarang membuang sampah), dan "You must have a valid ticket to travel on this train" (Anda harus punya tiket yang berlaku untuk naik kereta ini). Bandingkan dengan pengumuman di Inggris, misalnya "We regret that in the interest of hygine dogs are not allowed on these premises" (Kami menyesal bahwa demi kesehatan, anjing tidak diizinkan di tempat ini), yang bisa dipendekkan: "Video controlled" ("Diawasi video"). Kelugasan orang Australia juga terkadang vulgar. Misalnya di Huntingdale, ada sebuah baliho besar yang bertuliskan (maaf), "Making Love? Do it longer! Call or sms ’Try’ 1800711711."

Dapat disimpulkan,orang Australia sangat lugas. Sikap ini dapat membuat orang asing, termasuk orang Amerika sekalipun, merasa diserang, misalnya dengan ucapan mereka "You don’t know what you’re talking about". Di Victoria Market di Melbourne, di sebuah kafe saya menyaksikan seorang perempuan bule yang mengembalikan roti lapis yang baru dibelinya, tampaknya karena rasanya kurang enak. Ia berteriak, "It is disgusting!". Uangnya dikembalikan oleh si bos perempuan. Suaminya yang ikut melayani pembeli berteriak, "Don’t ever come back!" Luar biasa, ini suatu kejadian yang seumur hidup saya tak pernah saya saksikan di Indonesia. Saya yang memesan fish ’n chips seharga 15 dolar Australia (sekitar Rp. 130.000,00) tak dapat membayangkan bahwa saya akan mengembalikan makanan itu karena rasanya tidak sesuai dengan selera, baik di Australia, apalagi di Indonesia. Pelajaran lain yang dapat diambil dari kejadian itu adalah betapa hak konsumen begitu besar di negeri ini. Dalam banyak kasus, konsumen boleh mengembalikan barang bukan makanan yang sudah dibeli asalkan belum dipakai.

Bagi orang berkomunikasi konteks tinggi (penuh dengan basa-basi, tak langsung, untuk menjaga harmoni) seperti orang Indonesia dan orang Jepang, orang Australia yang berbicara linier, langsung, lugas, dan faktual seperti ini bisa dianggap sebagai orang yang tidak punya perasaan. Dalam sebuah literatur dilukiskan, seorang manajer Jepang mengunjungi Australia dalam bisnis. Ia meminta seorang sejawat Australia menjelaskan suatu prosedur baru kepadanya. Orang Australia mengatakannya dengan cepat, persis, dan dari awal, bagaimana prosedur itu bekerja, menunjukkan beberapa problem yang mungkin, dan bertanya bila ia punya pertanyaan. Manajer Jepang itu merasa bahwa ia diperlakukan seperti anak kecil, dan bahwa orang Australia itu tidak punya pertimbangan atas perasaannya.

Menarik bahwa meskipun orang-orang Australia tidak banyak berbasa-basi, mulut mereka kurang terbuka saat berbicara dibandingkan dengan orang Amerika. Sebuah anekdot menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan fakta bahwa beberapa abad lalu nenek moyang mereka datang ke Australia sebagai tahanan, bukan sebagai orang merdeka, sehingga mereka tidak bebas bicara dan sering menutup mulut. Cara bicara suatu bangsa atau suatu suku boleh jadi dipengaruhi faktor-faktor historis, kultural, dan geografis. Misalnya, konon orang Batak berbicara keras karena dulu nenek moyang mereka tinggal berjauhan di gunung dan lembah; orang Riau Kepulauan berbicara serupa karena suara mereka harus mengatasi suara ombak dan angin. Sementara itu, orang Padang berbicara keras karena mereka pemakan cabai. Ada pun orang Arab berbicara keras, karena lingkungan mereka yang gersang. Wallahu’alam. (HS,2009)

Friday, October 30, 2009

Kunjungan ke Castlemaine Secondary College

Castlemaine Secondary College terletak relatif jauh dari Kota Melbourne. Castlemaine berjarak 180 km dari Kota Melbourne bisa ditempuh dengan kereta api, kemudian menggunakan bis. Jaraknya sekitar 2 jam perjalanan. Pak Peter, Pak Abukh-teman yang ingin tahu tenang sister school, dan saya mengendarai mobil supaya bisa menghemat waktu. Castlemaine merupakan daerah pegunungan dan tempat penambangan emas. Suatu wilayah yang asri sejuk dan hijau dengan pepohonan. Kami tiba di sana sore hari, sehingga kami tidak menjumpai para siswa. Mereka sudah pada pulang.




Kami berkunjung ke Castlemaine pada hari Kamis, 29 Oktober 2009 dan diterima oleh Ibu Faye Cordy dan Ibu Anne Bourke, guru bahasa Indonesia. Kami berbincang-bincang di ruang Ibu Mary Mc Pherson, Kepala Sekolah CSC yang saat itu sedang membimbing para siswa hadir di Bendigo untuk kompetisi Film LOTE. Pak Peter menceritakan kunjungannya ke Tangsel 3. Pak Peter mengenalkan diri sebagai mediator sekolah Australia dan Pak Herli mediator sekolah Indonesia. Pak Peter baru saja pulang dari Indonesia berkunjung ke SMA Negeri 3 Tangsel. Selama mengujungi Tangsel, ia menyelenggarakan seminar dan melihat-lihat potensi sekolah, mengobrol dengan para guru dan siswa, sehingga merasakan antusiasme dari Tangsel 3 untuk menjalin hubungan dengan CSC. Pak Peter sengaja membawa USB dan menerangkan setiap foto. Dalam perbincangan, Ibu Anne Bourke menyatakan minatnya untuk berkunjung ke Tangsel 3 pada bulan April 2010. Semoga niat beliau bisa terwujud dengan lancar. Hal ini juga merupakan isyarat bahwa Ia bersungguh-sungguh mau menjalin kerjasama pendidikan dengan Tangsel 3, sekaligus pemberitahuan awal supaya Tangsel 3 menyiapkan diri.


Ibu Faye Cordy, Wakil Kepala Sekolah Castlemaine Secondary College dan Pak Peter ketika menyerahkan surat titipan dari Tangsel 3.



Mendengarkan penjelasan Pak Peter tentang potensi Tangsel 3. Ia menggunakan USB yang berisi foto potensi Tangsel 3 yang Ia foto ketika kunjungan yang baru lalu.



(Kiri duduk: Ibu Anne Bourke, Ibu Faye Cordy. Kiri berdiri: Pak Herli, dan Pak Peter)

Pak Peter mengusulkan supaya kerjasama pendidikan antara CSC dengan Tangsel 3, segera tertuang dalam suatu perjanjian formal dalam bentuk MOU dan hal ini disetujui oleh Ibu Faye. Pak Herli dan Pak Peter menyatakan diri akan mulai membicarakan materi MOU dan akan memotivasi prosesnya. Kami sepakat bahwa kedua belah pihak mesti segera membicarakan materi MOU. Untuk hal ini akan merujuk pada elemen MOU dari international division, Departemen Pendidikan Victoria. Pak Peter mengusulkan pencantuman yang jelas untuk target setiap tahun dalam MOU tersebut. Selamat untuk CSC dan SMA Negeri 3 Tangerang Selatan, ayo segera buat langkah nyata (HS, 2009).

Saturday, October 24, 2009

Kunjungan Prof. Dr. Peter Waterworth di Tangsel 3




Hubungan SMA Negeri 3 Tangsel dengan Castlemaine Secondary College difasilitasi oleh Ibu Robyn Elmi.Ia mengunjungi Nipam April 2009 dan menyatakan kepada Kepsek Nipam bahwa sekolahnya hanya bisa menjalin ke satu sekolah saja(SMA Negeri 4 Tangsel) dan Ia menegaskan bahwa sekolah mitra untuk Nipam adalah Castlemaine Secondary College, bukan Weeroona Secondary College.Kemudian, hal ini ditindak lanjuti oleh kunjungan Delegasi Pendidikan Tangsel yang dipimpin oleh Drs. Dadang Sofyan,MM.,-Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel ke Castlemaine Agustus 2009. Kini, CSC sudah resmi bermitra dengan Nipam. Mediator sekolah Indonesia Drs. Herli Salim, M.Ed. bersama dengan Koordinator Program Ibu Dra Yuniarti Purnomo sedang terus mengupayakan terjadinya kerjasama diantara kedua sekolah ini.Kunjungan Prof Peter Waterworth ke Tangsel 3 pada bulan Oktober 2009 merupakan kunjungan untuk memberikan semangat baik bagi Nipam maupun bagi Castlemaine.



Prof Peter Watereworth berkunjung ke SMA Negeri 3 Tangsel. Ia ditemani oleh Drs Ibni Afan sebagai penerjemah dan Drs. Didi Rafidi, Kasi Dikmenti Diknas Tangsel, juga merupakan kolega dalam menjalankan program sister school di Kota Tangerang Selatan. Drs. Dedi Rafidi pernah berkunjung dengan Kadis Dindik ke Australia pada bulan Agustus lalu. Prof Peter memberikan seminar tentang sister school di Cisauk. Seminar dihadiri oleh seluruh kepala sekolah se-Kota Tangerang Selatan. Mereka sangat antusias bertanya tentang sister school.Meskipun Prof Peter Waterworth kelihatannya lelah sehabis memberikan seminar di Cisauk, namun Ia menjawab keinginan Drs. H. Sujana Hadinata, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Tangsel untuk berkunjung dan melihat fasilitas Tangsel 3. Kami sangat bergembira dengan kedatangan Pak Peter karena hal ini bisa memberikan semangat pada para siswa untuk bisa mempraktekan bahasa Inggris. Sungguh kami ingin para siswa tahu bahwa kami sedang terus berusaha untuk memenuhi semua persyaratan sekolah agar menjadi sekolah bertaraf internasional.

Ketika Pak Peter tiba di Tangsel 3, para guru sedang mengadakan rapat monev kinerja RSMABI. Setelah duduk sejenak di ruang kepala sekolah, Pak Peter diajak oleh Bapak Drs. H. Sujana Hadinata,M.Pd. untuk school tour / mengenalkan sekolah melihat fasilitas sekolah. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh Pak Peter dan Ia banyak memotret dan mencatat di buku kecil yang selalu dia pegang, Ia sesekali manggut-manggut dan memuji keadaan sekolah. Pak Afan menerjemahkan dengan sangat baik semua percakapan yang terjadi saat itu. Sesekali Ibu Yuniarti memberikan penjelasan yang lebih detil tentang keadaan sekolah dan Pak Peter mencatat dengan cermat poin-poin penjelasan. Mungkin hasil kunjungan tersebut akan menjadi bahan diskusi dengan kolega beliau di Australia yaitu Pak Herli Salim, mediator sekolah Indonesia di Australia disamping sebagai bahan untuk disampaikan ke Castlemaine.



Ketika sedang mengitari dan mengenalkan potensi sekolah, Pak Peter nampaknya sangat bersemangat, namun kelihatannya rileks bahkan boleh dikatakan menikmati semua penjelasan dan mencermati lingkungan sekitar sekolah. Pak Peter bahkan terlihat begitu asyik berbincang-bincang dengan siswa dan siswi yang sedang berolahraga. Ini sungguh kesempatan yang sangat bagus bagi para siswa untuk berbicara bahasa Inggris. Percakapan pun terjadi, bahkan diselingi dengan derai tawa. Pak Peter bertanya dan menyapa para siswa.Para siswa juga terlihat lucu karena berusaha keras menangkap percakapan Pak Peter, padahal Ia berusaha berbicara dengan nada yang pelan dan jelas. Namun, tetap saja perlu intervensi dari Pak Afan untuk menjelaskan perkataan Pak Peter. Sungguh ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa bisa jadi merupakan momen berharga yang akan mendorong mereka untuk lebih rajin lagi belajar bahasa Inggris.

Kunjungan Prof Peter merupakan tonggak sejarah bagi dimulainya hubungan internasional bagi SMA Negeri 3 Tangsel. Pak Peter mendapatkan banyak titipan surat untuk disampaikan ke para siswa Castlemaine Secondary College sebagai bentuk korespondensi untuk mengeratkan hubungan diantara kedua sekolah. Beberapa waktu yang lalu Kepsek SMA Negeri 3 Tangsel-pun sudah berkirim surat ke Mrs. Mary Mc Pherson, College Principal Castlemaine. Surat itu untuk menindak lanjuti hasil kunjungan Kadis Dindik ke Castlemaine. Saat ini, Tangsel 3 sedang menunggu balasan, namun kami menyadari bahwa di CSC sedang sibuk ujian.Pihak CSC sedang mengatur waktu akan mengirim utusannya untuk berkunjung ke Tangsel 3. Demikian berita dari Mrs. Anne Bourke kepada Pak Herli Salim. Mari jalani persahabatan ini dengan mengedepankan saling pemahaman. Selamat kepada semua warga SMA Negeri 3 Tangsel (Nipam) mari kita pelihara hubungan yang harmonis dengan Castlemaine (Kontributor:Herli Salim dan Yuniarti Purnomo)

Friday, September 25, 2009

Kunjungan Prof Peter Waterworth ke Diknas Tangsel


Prof. Dr. Peter Waterworth merupakan mantan dosen Universitas Deakin, Melbourne, Australia. Sejak ia pensiun aktif memberikan kuliah paruh waktu di beberapa universitas: Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan memberikan seminar di berbagai Negara Amerika dan Europa. Masyarakat pendidikan khususnya Kabupaten dan Kota Serang, serta umumnya Banten sangat akrab dengan beliau karena sering memberikan seminar, workshop, conference, supervisi tentang pembaharuan pendidikan sejak tahun 1998. Ia juga merupakan mediator kerjasama antar sekolah (sister school) untuk sekolah yang berada di Australia dengan sekolah yang berada di Indonesia.

Pada hari Senin, 12 Oktober 2009, Ia mau mengunjungi Dinas Pendidikan Kota Tangsel (jam 9.00 – 10.00) dan SMA Negeri 2 Kota Tangsel ( 11.00 – 14.00). Di sekolah ini,ia mau bertemu dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tangsel dan bertemu dengan dewan guru ( jam 11.00 – 12.00), dan beliau mau mengadakan workshop dengan para kepala sekolah se- Kota Tangsel yang sekolahnya sudah menyandang kualifikasi SBI/RSBI/SSN yang berada di Kota Tangsel (jam 13.00 – 14.00) bertempat di SMA Negeri 2 Tangsel.

Selain itu, maksud kedatangan beliau juga adalah untuk memotivasi jalinan hubungan sister school yang sudah ada, misalnya: SMA Negeri 3 Tangsel berpasangan dengan Castlemaine Secondary College, Castlemaine. SMA Negeri 4 Tangsel bermitra dengan Weeroona Scondary College, Bendigo. Hal ini sebagai tindak lanjut kunjungan Bapak Drs Dadang Sofyan, Kadis Diknas Kota Tangsel dan rombongan ke Melbourne, Australia pada bulan Agustus lalu. Termasuk dalam kegiatan tersebut adalah mempromosikan sekolah-sekolah di Tangsel, yang salah satuny adalah SMA Negeri 2 Tangsel.

Hubungan sister school antara sekolah di Kota Tangsel difasilitasi juga oleh Drs. H. Herli Salim, M.Ed. Ia merupakan mediator sekolah Indonesia yang mau menjalin kerjasama pendidikan dengan sekolah Australia. Ia bertempat tinggal di Kota Melbourne, Australia, karena saat ini, Ia sedang belajar di Program Doktor Universitas Deakin, Melbourne, Australia. Ia merupakan dosen Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Serang, Banten. Ia aktif mendampingi Prof Dr. Peter Waterworth dalam setiap kegiatan pendidikan yang diselengarakan di Banten dan di seluruh kota Indonesia. Kerjasama pendidikan SMA Negeri 3 Tangsel dan SMA Negeri 4 Tangsel dengan sekolah Australia sudah terjalin dalam bentuk saling berkirim surat dan membuat web blog bersama.

Kunjungan Prof Dr. Peter Waterworth sudah dikomunikasikan oleh Drs. H Herli Salim, M.Ed. kepada Bapak

Drs. Dadang Sofyan, Bapak Drs. Dedi Rafidi, Kasi Dikmenti, dan Bapak Drs. P.A. Sopandy, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Tangsel. Marilah kita gunakan kesempatan ini bagi para siswa SMA Negeri 3 Tangsel dan SMA Negeri 4 Tangsel untuk lebih mengeratkan tali batin dengan sekolah yang berada di Australia. Untuk itu, silakan siswa dan siswi menulis surat dan titipkanlah surat tersebut ke Pak Peter untuk disampaikan ke para siswa di Australia. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Bapak Drs. Ibni Afan di SMA Negeri 4 Tangsel. Mari sukseskan kunjungan Prof Dr Peter Waterworth ke Kota Tangerang Selatan ! (HS, 2009).

Friday, February 20, 2009

Pedoman Sister School Relationhips

















Pedoman Inisiatif Kerja Sama Pendidikan ( Sister School Relationships) antara Sekolah Indonesia dengan sekolah Melbourne, Australia.

Oleh: Herli Salim - Kandidat Doktor, Deakin University, Melbourne, Australia

Rasional
Berdasarkan pada UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa hendaknya terdapat paling tidak satu sekolah di satu daerah yang memenuhi standar internasional. Untuk memperkuat kemandirian daerah diamanatkan bahwa daerah dapat menjalin hubungan internasional (Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 30/2007 tentang standar pendidikan nasional mengarahkan sekolah menuju taraf internasional. Sementara itu BNSP ( Badan Nasional Standar Pendidikan) dibentuk untuk mendorong upaya peningkatan kualitas sekolah nasional supaya dapat setara dengan dunia internasional sehingga dapat mempertinggi kualitas lulusan. Pembentukan Provinsi Banten juga mensyaratkan pendidikan sebagai jembatan untuk menuju kesejahteraan masyarakat Banten (UU No. 23 tahun 2000). Semua perundang-undangan ini menstimulir upaya sekolah untuk sesegera mungkin mempercepat pertumbuhan kualitas pendidikan untuk memenuhi standar pendidikan baik nasional maupun internasional.


Inisiatif kerjasama sekolah dengan sekolah antara Indonesia dan Australia sangat dianjurkan sesama negara OECD dan UNICEF. Kedua organisasi dunia tersebut sangat menganjurkan adanya 'mutual benefit relationship' antara sesama negara anggota badan dunia tersebut sehingga dari interaksi itu akan tercipta networking pendidikan dan terciptanya tatanan pendidikan yang saling mengisi.

Kini telah sampai pada saat yang kondusif untuk menciptakan kerjasama pendidikan antara Indonesia dan Australia. Upaya ini mendapatkan momentumnya karena upaya yang dilakukan oleh Drs. H. Herli Salim, M.Ed., dosen Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang dan mahasiswa program doktor Deakin University yang sedang berada di Australia untuk kepentingan studinya. Dia bekerja sama dengan koleganya berkebangsaan Australia, yaitu Dr. Peter Waterworth, konsultan akhli pendidikan, dan masyarakat pendidikan Kota dan Kabupaten Serang sudah lama mengenalnya sebagai pembicara pada beberapa seminar pendidikan.

Sementara itu, pada era pemerintahan buruh Australia, Perdana Menteri Australia-H.E. Mr. Kevin Rudd menyatakan kembali pentingnya menjalin persahabatan dengan negara tetangga serta untuk mempelajari bahasa Asia termasuk bahasa Indonesia. Sekarang ini, publik pendidikan Australia kembali bergairah untuk mempelajari bahasa Indonesia. Dari sinilah tumbuhnya minat jalinan kerjasama antara Castlemaine Secondary College Melbourne dengan SMA Negeri 3 Tangsel. Kerjasama ini dapat menguntungkan kedua belah pihak: SMA Negeri 3 Tangsel dapat menstandarkan lembaganya ke tingkat internasional dan para siswanya memilki kesempatan untuk belajar bahasa Inggeris, dan para siswa Castlemaine Secondary College memperoleh mitra untuk lebih memperdalam bahasa Indonesia. Bila rintisan kerjasama pendidikan diantara kedua sekolah ini sudah mapan maka dapat ditingkatkan pada elemen kerjasama pendidikan yang lebih luas.

Mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka sudah sampai pada saatnya terdapat suatu pedoman kerjasama pendidikan (sister school) bagi sekolah Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan momentum kerjasama pendidikan yang telah ada. Hal ini dapat tercipta dengan cara terus-terusan memunculkan inisiatif kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas hubungan kerjsama yang menciptakan manfaat bagi kedua belah pihak.

Bentuk
Kerja sama SMA Negeri 3 Tangsel dengan Castlemaine Secondary College, Castlemaine, Melbourne sedang terus diupayakan dan hendaknya SMA Negeri 3 Tangsel (Nipam) senantiasa terus-terusan menjaga dan menumbuhkan kesinambungan momentum ini. Kemungkian kerjasama pendidikan akan dalam bentuk sebagai berikut:

• Siswa dengan siswa ( students exchange). Hal ini bisa dilakukan dengan cara home stay dan shadowing. Siswa dari kedua negara menetap di rumah baik yg dari Nipam maupun yg dari Castlemaine. Siswa Nipam dapat belajar bahasa Inggeris, komputer, pertukangan, dll di Castlemaine. Siswa Castlemaine dapat belajar kesenian lokal , bahasa Indonesia, tari tradisional di Nipam.
• Staf dengan staf, (Staf exchange) staf Nepal mempelajari adminsitrasi pendidikan yang terdapat di WeeroonaCollege untuk mengoptimalkan daya dukung manajemen pembelajaran yang berbasiskan manajemen modern dan bersandar pada penggunaan teknologi informasi.
• Guru dengan guru ( teachers exchange) Hal ini bisa dilakukan pertukaran pengajar antara kedua sekolah untuk kurun waktu tertentu, bidang studi bahasa Inggeris,bahasa Indonesia, kesenian, tarian, pendidikan, dll.
• Kepala sekolah dengan kepala sekolah( principals exchange), masing-masing kepala sekolah bisa saling berkunjung dan bertukar pikiran dalam upaya mengembangkan agenda kerjasama dan mendiskusikan pengembangan manajemen pendidikan yg berbasis internet, pembuatan proyek pendidikan bersama yang didanai oleh badan dunia atau negara masing-masing.

Cara Mengerjakan
1. Nipam selalu mengupayakan terciptanya jalinan korespondensi dengan Castlemaine College. Hal ini dimulai dengan korespondensi antara kepala sekolah dengan kepala sekolah, guru dengan guru, staf dengan staf, dan siswa dengan siswa.
2. Nipam selalu berupaya untuk menciptakan kontak rutin untuk memunculkan gagasan acara bersama baik di Indonesia maupun di Australia.
3. Nipam mengusulkan pembuatan web site bersama yg diisi oleh kedua belah pihak. Untuk langkah awal setiap lembaga hendaknya mengintensifkan untuk saling berkirim email, surat via pos, untuk membicarakan segala jenis kegiatan yang mungkin dapat dikerjakan oleh kedua belah pihak.
4. Nipam dapat membuat nota kesepahaman (MOU) dengan Castlemaine College. Isi MOU itu merupakan bentuk-bentuk kerjasama pendidikan diantara kedua sekolah , untuk ini perlu adaya diskusi yang serius dan intensif dari kedua belah pihak. Inilah merupakan titik awal perlu adanya kunjungan antar sekolah.
5. Nipam mengadakan kunjungan ke Castlemaine College untuk melihat potensi langsung dan guna mematapkan kerjasama dalam bentuk yang lebih formal yakni penandatanganan MOU untuk menyelenggarakan sister school relationships.
6. Nipam hendaknya mulai merintis suatu jalinan kerjasama dengan orang tua murid untuk menitipkan para siswa Castlemaine College di rumah – rumah orang tua siswa yang bersedia untuk dijadikan homestay. Hal ini untuk mempersiapkan, apabila siswa Castlemaine College berkunjung ke Pamulang.
7. Nipam dan Castlemaine dapat saling membantu untuk menyediakan bahan ajar pelajaran dan hal ini merupakan bantuan hibah (gratis). Bantuan pelajaran ini dapat dalam bentuk: buku,majalah,komik, koran, novel, CD lagu/film, DVD lagu/film dalam bahasa Indonesia dan Inggeris. Pemanfaatan barang bekas tapi masih berkualitas akan sangat membantu terselenggaranya program ini.

Penutup
Kegiatan upaya sister school ini akan terselenggara dengan baik bilamana terdapat mediator sekolah baik di Indonesia maupun Australia. Mediator mempunyai tugas mengkomunikasikan dan selalu mengingatkan sekolah apabila sekolah menunjukan indikasi penurunan intensitas hubungan; terdapat keinginan yang kuat dari kedua belah pihak untuk selalu menjalin kerjasama pendidikan - untuk hal ini hendaknya dibentuk panitia kerja; selalu memanfaatkan momentum hubungan kondusif diantara kedua negara. (HS, 2009).

Thursday, February 19, 2009

Acara Kunjungan Bu Robyn dan Ibu Andrea Jones



Bu Robyn Elmi dan Bu Andrea Jones akan datang Senin, 6 April 2009, Pak Dedi Rafidi, Kepsek SMA Negeri 4 Tangsel ketika itu sudah menyatakan kesiapannya untuk menjemputnya ke Bandara Cengkareng dan mengantarkannya ke hotel. Acara kunjungan Bu Robyn Elmi dan Ibu Andrea Jones dikoordinasikan oleh Pak Dedi Rafidi. Selasa, 7 April 2009 Panitia Tangsel 4 selenggarakan dinner untuk Bu Robyn sambil membicarakan dan mantapkan acara. Rabu, 8 April 2009 meninjau dan mengadakan acara di Tangsel 4. Kamis, 9 April 2009 melihat pelaksanaan pemilu/ acara sendiri, dari tanggal 9- 11 April 2009 acara sendiri Bu Robyn. Senin, 12 April 2009 lanjutan acara di Tangsel 4 pembinaan siswa dalam belajar bahasa Inggris. Selasa, 14 April 2009 Bu Robyn berangkat ke Bali dan pulang ke Australia. Mohon dibentuk Panitia Acara untuk menyukseskan acara ini.Bu Robyn Elmi akan datang dengan Bu Andrea Jones (Guru Seni).SMA Negeri 4 Tangsel menantikan koordinasi kegiatan dengan SMA Negeri 3 Tangsel dan silakan hubungi Pak Dedi Rafidi. Blog ini bisa dijadikan media bagi proses persiapan acara tersebut. Acara ini masih dalam perencanaan dan dapat berubah sewaktu-waktu ( Posted by HS 2009).

Wednesday, February 18, 2009

SMA Negeri 3 Tangsel (Nipam)


SMA Negeri 3 Tangsel( State Senior School 3 Tangerang Selatan).
Address: Jl. Benda Timur XI. Komp. Pamulang Permai II. Pamulang. Kota. Tangerang Selatan. 15416.
Telp. 021-74633772.
The photo on your left is Pak Sujana, M.Pd. - Nepal School Principal.


This school locates in Tangerang Selatan which is part of Banten Province region. Tangerang Selatan is a regency which borders with Jakarta the capital city of Indonesia. Nipam is very easy to access from Jakarta International Airport. It takes 1 hour drive along Jakarta-Merak Tollway. The school has about 800 students and 75 teachers. The Tangerang Regency appoints Nepal as a pilot projet for international school standards. No wonder, the school has many resources such as internet based learning, well resourced library, scince laboratory, marching band, etc. The students are trained to love environment and they have a climbing club which have many experience to climb many mountains all over Indonesia. Moreover, the students have won recognition in young science research competition in national level. The students’ graduate from this school is enrolled in the prestigious university across Indonesia.


Nipam has also in cooperation with a language institution to intensify students and staff in learning English. The school is also upgrading teachers' ability in computer sciences and internet use. Many sessions are dedicated to increase Nepal standards to meet with international counterparts. Finally, the school intends to build up educational link with overseas schools, please show your interst to: http://smanpa1.blogspot.com/. ( HS).